Penggagas sekaligus pimpinan ESQ 165 Ary Ginanjar Agustin mengatakan dengan membangun katakter bangsa diharapkan dapat mencegah korupsi. Menurutnya ada tujuh budi utama ESQ yang harus dipegang teguh dalam membangun karakter bangsa yakni jujur, tanggungjawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil dan peduli.

Demikian siraman rohani yang disampaikan Ary Ginanjar Agustin dalam acara Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1431 H/2010 H di lingkungan Korpri Unit Nasional Setjen MPR/DPR/DPD RI di Gedung Pustakaloka Jakarta, Rabu (4/8).

Pada acara tersebut, dibuka langsung oleh Ketua DPD RI, Irman Gusman dan juga dihadiri Anggota DPD RI AM Fatwa, Sekjen DPR RI Nining Indra Saleh, Sekjen DPD RI Siti Nurbaya serta seluruh jajaran anggota Korpi unit Setjen MPR/DPR/DPD RI

Ary menegaskan, dengan menjaga kejujuran bisa mencapai Indonesia emas 2020, serta dengan harapan korupsi di Indonesia bisa berkurang bahkan hilang. “Hal itu perlu ditekankan, sebab bila semua aparat di lembaga negara mendalami sifat jujur tersebut, maka Indonesia bisa menjadi negara yang maju dan sejahtera,” katanya.

“Jangankan korupsi, untuk makan satu butir nasi yang bukan menjadi miliknya pun pasti tidak akan berani, jika rasa percaya akan Allah.Swt itu benar-benar diyakini dengan baik,” tandas Ary menambahkan

Dalam setiap kali pelatihan ESQ, dia selalu menekankan sifat jujur, hal itu perlu mengingat kondisi bangsa sulit bangkit karena rendahnya kejujuran dari semua sektor baik eksekutuf, legislatif maupun yudikatif.

            Ary mengaku prihatin terhadap tanda-tanda menurunnya moral suatu bangsa, diantaranya sikap yang kurang sopan kepada orang tua, guru dan pimpinan, suka berbohong, tidak disiplin, menurunnya etos kerja, menggunakan kata-kata yang kurang sopan

            “Tanda-tanda itu semua, sudah banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari karenanya pembangunan karakter sangat diperlukan dalam kehidupan suatu bangsa demi menuju terciptanya Indonesia Emas di tahun 2020,” tegas Ary

            Dia juga mengungkapkan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informasi, 80 persen anak SLTA telah melakukan hubungan bebas, 25 persen yang menggugurkan kandungan juga merupakan anak SLTA,” tukasnya

            Dirinya mengingatkan, bila dilakukan pembiaran terhadap kondisi moral bangsa saat ini, maka diyakini 2050 Indonesia akan mengalami kehancuran moral, meskipun secara ekonomi mampu bertahan, tapi narkotika, miras dan pergaulan bebas akan semakin meraja lela

            Saat ini ESQ 165 telah melakukan pelatihan dan menghasilkan hampir satu juta alumni tersebar di 32 provinsi, dan hampir semua lembaga negara, perusahaan negara, swasta dan pendidikan.

            ”Bahkan pelatihan juga telah dilaksanakan di berbagai negara, dan kami mengharapkan pelatihan yang tidak ada motif apapun, karena kita independen dan tidak terikat dengan partai politik manapun,” katanya.

Jadi lanjutnya, pelatihan ini benar-benar untuk membangun akhlak mulia dengan menciptakan manusia seutuhnya, bukan hanya sekedar mengejar materi, melainkan harus seimbang dengan spritual.

Sementara itu, anggota DPD RI, AM Fatwa, mengatakan, pelatihan ESQ sangat menyentuh hati yang paling dalam, jadi dengan itu diharapkan para peserta bisa menanamkan kejujuran dan itu diharapkan menjadi pandangan hidup.

            Karena pelatihan itu melakukan tiga keseimbangan dengan memperdalam kecerdasan, emosional dan spritual, hal itu merupakan upaya dalam menciptakan hidup tidak hanya memperhatikan materi saja.

            Menurut Fatwa, kondisi sekarang, orang tidak lagi peduli apakah itu baik atau tidak, melanggar hukum atau tidak tapi yang penting mendapatkan materi. Namun katanya,  apakah hal bisa dicapai, tentu tergantung manusianya. “Kalau segala upaya penyentuhan nurani tidak juga berhasil, apa lagi yang harus dilakukan,” tanyanya. (sw/tt)